This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday 29 June 2020

RESENSI BUKU: KISAH SANG PENANDAI

Judul Buku: Kisah Sang Penandai
Penulis: Tere Liye
Tahun Terbit: Cetakan III, 2013
Penerbit: Mahaka Publisihing
Jumlah Halaman: 295

Buku Fiksi Novel karya Tere Liye ini cukup unik, mengisahkan seorang pemuda bernama Jim dengan latar belakang tempat di Eropa Utara dengan unsur dongeng kerajaan pada zaman dahulu yang dibumbui dengan rasa kekinian. Diawal cerita kita langsung dibawa dengan rasa sedih dari seorang Jim yang memiliki kekasih yang bernama Nayla, seorang anak raja dari negeri seberang anak benua. Berbanding terbalik dengan Jim yang merupakan pemuda dengan latar belakang anak yatim piatu, dibesarkan tanpa kehadiran orang tua, kehidupan serba kekurangan, tetapi memiliki keahlian dalam membawakan biola sehingga kenal dengan orang-orang di Kota tersebut. Jim tidak bisa membaca dan menulis, berpendidikan rendah tetapi cintanya gayung bersambut dengan Nayla. Urusan menjadi pelik ketika Nayla harus dijodohkan dengan saudara kerajaannya sedangkan Jim tidak berani aka pengecut untuk bertemu dengan Nayla untuk membawa kabur dari kerajaannya. Semuanya akhirnya berakhir menjadi kesedian ketika Nayla memutuskan untuk meneguk racun dan meninggalkan pesan untuk Jim.

Darisana Jim bertemu dengan seorang yang aneh yang dipanggil Sang Penandai. Jim diarahkan untuk move on dari kondisinya yang sedih melihat Nayla-nya meninggal dengan mengenaskan untuk menjadi bagian dari anak buah kapal Pedang Langit yang akan berlayar ke Benua di daerah selatan melakukan ekspedisi untuk menemukan Tanah Harapan yang belum pernah disinggahi oleh orang Eropa manapun. Singkat cerita Jim menjadi sosok yang kuat, bijaksana, pintar dan memiliki karir yang cepat menjadi wakil Kapten di Kapal Pedang Langit walaupun sesekali dia sedih dengan Nayla-nya. Seluruh kesedihan yang dia rasa, mampu dia rubah menjadi energi positif untuk terus lebih baik dan sambil terus berharap akan mendapatkan penghidupan lebih baik, terutama bertemu dengan cinta sejatinya. Dengan keyakinan bahwa Nayla adalah cinta sejatinya akhirnya kejaiban pun datang, bahwa Nayla belum meninggal dan mereka bertemu di Tanah Harapan untuk membangun kota di Tanah Harapan.

Plot khas dari Tere Liye yang mampu cerita begitu hidup dengan nilai-nilai kehidupan aka hikmah kehidupan yang bisa kita ambil dari setiap kejadian dalam cerita tersebut. Beberapa quotes yang bisa dijadikan tuntuntan untuk kita adalah " Cinta adalah kata kerja, ia membutuhkan actions bukan hanya masalah feelings". Lalu "Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya".

Pada akhirnya adalah kita semua memiliki cinta sejati dan alur kehidupan masing-masing yang berbeda, hanya kita perlu yakin dengan takdir dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) atas apa yang terjadi dengan setiap waktu kehidupan dalam menempuh cinta sejati sampai mati. Balasannya dari kepercayaan tersebut adalah kita akan mendapatkan keajaiban-keajaiban diluar nalar.

Novel ini cocok untuk remaja atau orang tua yang sedang mengalami kehilangan cinta sejatinya, sehingga akhirnya disadarkan bahwa cinta sejati akan didapatkan dengan perjuangan dan ilmu yang dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT dengan sepenuh hati.

Tuesday 2 June 2020

Dampak Faktor Kepercayaan Terhadap Kepemimpinan

Dampak Faktor Kepercayaan Terhadap Kepemimpinan 
1. Munculnya Kepercayaan. Percaya adalah suatu perasaan bukan suatu pengalaman rasional. Kepercayaan tidak muncul dari alasan rasional mengapa kita harus bekerja atau karena seorang eksekutif menjanjikan perubahan. Kita bisa saja mempercayai orang atau perusahaan ketika kondisinya tidak berjalan dengan baik, dan tidak mempercayai orang walaupun pekerjaan berjalan dengan baik. Kepercayaan mulai muncul ketika memiliki perasaan bahwa orang atau perusahaan digerakkan oleh hal-hal selain keuntungan-diri. Bersama dengan kepercayaan akan muncul nilai-nilai riil, bukan nilai yang disetarakan dengan uang. Nilai ini adalah pengubah kepercayaan. Ada banyak eksekutif berbakat yang memiliki kemampuan untuk mengelola operasional perusahaan, tetapi kepemimpinan hebat tidak selalu didasarkan pada kemampuan operasional hebat. Memimpin tidaklah sama dengan menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin berarti kita memegang jabatan dengan motif dari upaya kita sendiri, keberuntungan, atau bersiasat di politik internal. Tetapi memimpin berarti orang bersedia mengikuti kita bukan karena posisi, wajib menghormati, atau karena dibayar untuk melakukannya tetapi karena mereka ingin melakukannya. Membangun sebuah tim yang solid dan kuat berarti lebih dari sekedar pidato muluk dan bonus besar. Jika ingin membangun sukses yang nyata dan langgeng, setiap orang harus dimenangkan, bukan untuk perusahaan, bukan untuk stakeholder tetapi untuk diri kita sendiri. 
2. Budaya Perusahaan. Ukuran dan kekuatan saja tidak menjamin untuk sukses, tetapi karena kemampuan untuk membentuk suatu budaya. Budaya adalah kelompok orang yang berkumpul dalam satu kesamaan nilai dan kepercayaan. Ketika sudah memiliki kesamaan nilai dan kepercayaan dengan orang lain, maka akan terbentuk kepercayaan. Kita akan lebih sukses di budaya yang cocok bagi kita yang mencerminkan nilai dan kepercayaan kita. Yang menyatukan suatu organisasi/perusahaan bukanlah produk atau jasa tetapi budaya nilai-nilai dan kepercayaan kuat yang dimiliki oleh semua orang mulai dari pimpinan tingkat atasan sampai ke tingkat paling bawah. Jadi logikanya, tujuan perusahaan bukanlah mempekerjakan orang yang sekedar memiliki keterampilan yang dibutuhkan tetapi mempekerjakan orang yang mempercayai apa yang perusahaan percayai. 
3. Menemukan Orang Yang Tepat. Perusahaan hebat tidaklah mempekerjakan orang yang terampil dan termotivasi, perusahaan mempekerjakan orang yang sudah termotivasi dan terinspirasi oleh budaya perusahaan karena setelah itu ditetapkan barulah kemudian keterampilan dan pengalaman yang diperhitungkan. Orang akan termotivasi atau tidak termotivasi. Jika perusahaan tidak memberi sesuatu untuk dipercayai oleh orang yang telah termotivasi, maka mereka akan memotivasi dirinya sendiri untuk mencari pekerjaan baru dan perusahaan terpaksa menerima yang tersisa. Perusahaan yang memiliki pemahaman yang kuat tentang "WHY" nya akan bisa menginspirasi pegawainya. Para pegawai akan lebih produktif dan inovatif, serta perasaan yang dibawa kedalam pekerjaan akan menarik orang lain untuk juga ingin bekerja disana. Didalam perusahaan seperti ini, mulai dari manajemen atas sampai tingkat bawah tidak ada yang merasa dirinya lebih tinggi atau lebih rendah dari satu sama lain. Mereka semua saling membutuhkan. 
4. DNA Sukses. Peran seorang pemimpin bukanlah memunculkan semua ide besar, tetapi menciptakan suatu lingkungan dimana ide-ide besar bisa terjadi. Pegawai yang berada dalam perusahaan mereka yang berada di garis terdepan yang paling bisa menemukan cara-cara baru dalam melakukan tugasnya lebih banyak daripada sekedar menjalankan tugas. Organisasi yang hebat menjadi hebat karena pegawai didalam organisasi itu merasa terlindungi. Rasa budaya yang kuat akan menciptakan rasa memiliki yang kuat dan ini bertindak sebagai jala pengaman. Pegawai datang kerja dengan mengetahui bahwa atasan, rekan kerja, dan organisasi secara keseluruhan akan menjaga mereka. Sehingga keputusan, upaya, dan perilaku pribadi dari pegawai akan bermanfaat dan melindungi kepentingan jangka panjang organisasi secara keseluruhan. 
4. Kepercayaan kasat mata. Pemimpin hebat mengerti bahwa kepercayaan dari suatu organisasi tidak didapatkan dengan cara mengesankan semua orang tetapi dari upaya melayani orang yang melayaninya. Kepercayaan yang tidak kasat matalah yang memberi pengikut kepada seorang pemimpin yang dia perlukan untuk menyelesaikan segalanya. Tanpa kepercayaan yang dikelola secara aktif, orang akan muncul untuk melakukan tugas sendiri-sendiri berdasarkan ego sehingga kepercayaan menipis dan dengan berjalannya waktu organisasi akan semakin melemah. 

Tuesday 11 February 2020

MENTAL JUARA

Mental Juara diawali dari mental pembelajar (Learning Mental). Seorang Juara tidak dilahirkan dengan kebetulan dan keberuntungan. Juara adalah hasil dari proses yang panjang dan bertahap, tidak ada juara instan. Seorang juara adalah seorang yang mengatakan I have to win, bukan membuat aneka prasyarat panjang. Mental Juara akn terlihat dalam jangka panjang, track record berkali-kali menjadi seorang pemenang bukan sekali dua kali. Selain itu dari caranya merespon kegagalan akan terlihat apakah seseorang bermental juara atau tidak.

Kebalikan dari mental  juara adalah mental losers, mudah menyerah. Ciri dari seorang pecundang adalah melihat sesuatu hal sebagai ancaman bukan peluang serta melihat sesuatu dari kacamata kelemahan diri. Inilah yang menyebabkan seseorang tidak bisa maju dan terjebak dalam kehidupan yang membosankan serta mudah menyerah. Keterlambatan dalam mendefinisikan visi atau tujuan akan membuat kita memiliki mental losers, disamping dari hidup yang mengikuti arus.
Sejatinya setiap manusia adalah seorang pemenang, tetapi seiring berjalannya waktu dan adanya pengaruh dari lingkungan terdekatnya mental serta mindset-nya menjadi berubah, bisa positif atau negative. Menurut pakar HR sekaligus founder peopleshift (perusahaan konsultan SDM), Dr. Arief Munandar ada 5 lima formula yang disingklat 3P+R+L untuk menjadi seseorang yang bermental juara.

Proyeksi. Proyeksi adalah langkah awal kita untuk menentukan dimana kita akan bertarung dan berkompetisi. Syaratnya kita mampu mendefiniskan dengan jelas tujuan, mampu mengimajinasikan, serta mampu memposisikan diri kita sesuai dengan kapabilitas dan kelebihan yang dimiliki. Seorang yang memiliki mental juara tidak harus sama memproyeksikan dirinya dengan orang lain yang sudah sukses, just be your self, fokus pada diri sendiri. Selain itu dalam lingkungan tersebut kita mampu menjadi seorang yang specialist bukan generalis, karena dunia saat ini hanya membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan special dan fokus pada hal-hal tertentu. Ada 3 tahapan untuk mengetahui proyeksi yang sesuai dengan diri kita, yaitu 1. Hal yang merupakan Passion, yang kita senang, suka rela, dan konsisten untuk melakukannya; 2. Kita memiliki bakat yang excellent pada hal tersebut serta; 3. Hal tersebut menjadi sarana menjadi economic engine pada hidup kita. Pada 3 hal diatas itu kita akan melakukannya proyeksi dengan totalitas.
Proteksi. Setelah kita mampu memproyeksikan diri kita dengan jelas, selanjutnya tugas kita adalah memproteksi diri kita dari gangguan eksternal. Gangguan eksternal bisa berupa godaan-godaan yang membuat kabur tujuan awal kita dikarenakan terbawa arus yang lagi ngetrend atau berupa peluang-peluang yang diri kita merasa bisa untuk masuk ke hal tersebut. Padahal andaikan saja kita mampu sukses untuk masuk ke peluang yang ada tetap saja kita akan kehilangan fokus dan spesialisasi dari branding diri kita dimata khalayak umum. Proteksi bisa dilakukan dengan cara membuat to do list serta to stop list agar kita fokus pada hal-hal yang menjadi concern kita, mengatakan tidak pada tawaran peluang diluar concern kita.
Prestasi. Hasil dari proyeksi dan proteksi yang berkesinambungan dan konsisten adalah prestasi. Prestasi ini tidak hanya kita dapatkan satu-dua kali tetapi berkali-kali kita dapatkan. Prestasi adalah bagian dari hasil perjalanan Panjang dari proyeksi dan proteksi, tidak instan, serta selalu mencari cara untuk lebih baik. Tidak harus disetiap kesempatan kita menang dan berprestasi, bisa jadi kita pernah kalah. Dari kekalahan tersebut kita mampu bangkit dan mengambil hikmah agar paham bahwa hal yang dilakukan tidak terjadi lagi dimasa depan yang disertai dengan mengubah cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Reputasi. Kumpulan dari prestasi-prestasi yang kita dapatkan akan menjadi sebuah reputasi serta brand image bagi diri kita. Reputasi didapatkan dengan cara kita fokus pada suatu hal yang akhirnya kita berprestasi berkali-kali pada hal tersebut. Untuk mendapatkan reputasi yang baik dengan cara istiqomah pada prilaku dan ucapan yang konsisten, persisten, serta konsekuen.
Legacy. Selanjutnya reputasi kita akan menjadi legacy, semacam warisan peradaban bagi orang lain. Legacy menjadi penting karena dengan ini kita bisa memproyeksikan diri kita kedepan mau memberikan legacy seperti apa untuk peradaban. Ini akan menjadi amal jariyah bagi diri kita setelah kita meninggal apabila legacy yang kita tinggalkan menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Sumber: 
https://www.youtube.com/watch?v=YLF2yT7sSbY 

Saturday 20 May 2017

Krisis Uni Eropa

Krisis Uni Eropa 2008

Oleh : Arip Perbawa 

Hasil gambar untuk krisis uni eropa 2008
Krisis Uni Eropa 2008
Sebagaimana kita ketahui bahwa sekarang ini Negara-negara Eropa sedang dilanda bencana krisis keuangan. Negara yang pada satu dasawarasa ke belakang menguasau perekonomian dunia, sekarang ini seperti ‘macan ompong’ yang tidak mempunyai taji. Tingkat economic growth yang hanya rata-rata dibawah 1% kalah dengan beberapa Negara berkembang seperti Cina, India, Brazil dan Rusia bahkan dengan Indonesia. Ini diakibatkan dari krisis perbankan Uni Eropa dan krisis utang yang dialamai Negara Yunani yang hampir saja bangkrut bahkan hancur, apabila tidak ada bantuan dari Negara Eropa lainnya. Disinilah terlihat bahwa kesatuan Negara-negara yang berada diwilayah eropa sangat erat dan kuat. Mereka saling membantu antar satu Negara dengan Negara yang lainnya, subsidi silang dana pun terjadi. Berbeda dengan Negara-negara di Asia dan Timur Tengahm yang mana walaupun sebagian besar penduduknya adalah muslim namun rasa kebersamaan untuk membantu antar Negara yang satu dengan yang lainnya tidak nampak, malah yang terlihat adalah posisi saling sikut-menyikut dan ingin menjatuhkan.

Pada tahun 2007, sebenarnya perekonomian terkena krisis yang berdampak dari krisis ekonomi Amerika Serikat. Sejak saat itu sampai sekarang uni eropa belum bisa bangkit sepenuhnya dari krisis tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa krisis dari Negara Yunani ternyata memberikan dampak negative terhadap Negara-negara lainnya, ada Portugal, Perancis, Italia, irlandia bahkan Negara ekonomi terkuat seperti Jerman pun ikut kena imbasnya. Mereka mencari bantuan dari IMF untuk memberikan kucuran dana bail out sebesar €110 milyar untuk Yunani, €85 milyar untuk Irlandia,dan €78 milyar untuk Portugal. Ini menjadi pukulan yang telak bagi Negara Uni Eropa yang terkenal dengan hegemoni kekutan ekonomi abad 20 dan 21 ini.


Ini menjadi pertanyaan mendasar bahwa bagaimana mungkin Negara-negara yang berada di bawah naungan Uni Eropa yang terkenal dengan hegemoni ekonominya yang kuat bisa terkena Krisis ekonomi sebesar ini. Yunani kemungkinan merupakan buah dari kesalahan kebijakan pemerintahan di masalalu. Pada tahun 1974, Yunani memasuki babak baru pemerintahan, dari junta militer menjadi sosialis. Pemerintah baru ini kemudian mengambil banyak utang untuk membiayai subsidi, dana pensiun, gaji PNS, dll. Utang tersebut terus sajamenumpuk hingga pada tahun 1993, posisi utang Yunani sudah diatas GDP-nya, dansampai sekarang pun masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari posisi GDP-nya, dimana banyak analis yang memperkirakan bahwa data yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu.

Hingga awal  tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani  sudah terlalu besar. Malah dari tahun 2000 hingga 2007, Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 4.2% per tahun, yang merupakan angka tertinggi di zona Eropa, hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut. Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara lain mulai bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata dan perkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%. Orang-orang punmulai sadar bahwa mungkin ada yang salah dengan perekonomian Yunani.

Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun 2010, diketahuibahwa Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan beberapa bank investasilainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang pemerintah. Pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutak-atik data-data statistik ekonomi makro, sehingga kondisi perekonomian mereka tampak baik-baik saja, padahal tidak. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi ketahuan telah mengalami defisit hingga 13.6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telahmerugikan negara hingga US$ 20 milyar per tahun.

Dampak krisis uni eropa ini tidak sedikit berpengaruh terhadap Negara-negara lain yang berada belahan dunia yang lainnya. Termasuk Indonesia, ini terjadi walaupun tidak terlalu parah yaitu terhadap IHSG yang ketika itu anjlok besar-besaran dari posisi 2,971 ke posisi 2,514. Tetapi secara keseluruhan perekonomian Indonesia sampai saat ini masih “aman”, tingkat pertumbuhan ekonomi pun berada di 6,3% menurut Bank Indonesia. Kondisi ini pun harus tetap dijaga, pasar dalam negeri daya belinya harus ditingkatkan dan melakukan ekspansi ekspor ke Negara-negara yang belum terjamah seperti Amerika Latin. Kesempatan untuk menjadi kekuatan baru ekonomi dunia bagi Indonesia terbuka lebar. Pemerintah dan masyarakat harus melihat peluang ini  dan kita tetap harus optimis bahwa Indonesia bisa bangkit. 18 Juli 2012 @AP 

Friday 16 August 2013

UN : ANTARA KARAKTER DAN PEMBODOHAN




Sudah hampir tiga minggu yang lalu, adik-adik SMA, SMP dan SD mengikuti Ujian Nasional (UN) yang diinisiasi oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) dan diselenggarakan di masing-masing sekolah. Santer diberitakan banyak sekali kejadian janggal terkait UN tahun ini (2013), dimulai kualitas lembar jawaban yang tidak layak, salah distribusi soal, keterlambatan distribusi soal dan ada dugaan korupsi dalam pengadaan soal UN tahun ini. Tidak dipungkiri bahwa UN menjadi pemicu semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi di sekolah, bahkan hampir setiap sekolah mengadakan pengayaan bagi siswa tahun terkahir di masing-masing tingkatan yang akan mengikuti UN. Biasanya kegiatan pengayaan menjadi peluang sekolah untuk ‘berbisnis’ dengan meminta tambahan uang kepada para siswa yang mengikuti pengayaan karena program pengayaan diadakan diluar jam pelajaran kelas. Memang akan sangat tendensius ketika sekolah dikatakan ‘berbisnis’ program pengayaan tetapi yang terjadi adalah begitu adanya.
Tidak hanya siswa yang akan mengikuti UN saja yang khawatir tetapi orang tua, pihak sekolah dan sebagian tokoh masyarakat menjadi cemas. Dengan adanya kekhawatiran tersebut maka tidak heran apabila banyak orang tua siswa yang harus merogoh kocek untuk membiayai anaknya untuk ikut bimbingan belajar di lembaga bimbingan tertentu ataupun untuk mengikuti pengayaan di sekolah. Malah kekhawatiran yang berlebihan ini, akan membuat gelap mata orang tua untuk melakukan apa saja demi anaknya lulus UN. Tindakan positifnya orang tua mendoakan anaknya agar lulus UN, karena dengan seperti itu anak-anak akan termotivasi secara spiritual. Tidak mau ketinggalan, pihak sekolah pun mengadakan acara doa bersama untuk kelulusan. Sayangnya kegiatan seperti hanya incidental saja, tidak menjadi kebiasaan (behavior) yang dilakukan sehari-hari.
Bagi siswa, dengan adanya UN, sisi positifnya mereka akan beajar lebih giat, ikut bimbingan belajar (bimbel) ataupun ikut pengayaan di sekolah. Mereka rela mengorbankan apa saja demi lulus UN. Selain itu, mereka akan menjadi giat untuk beribadah dan berbuat baik. Mulai dari Saum senin-kamis, shalat dhuha, shalat tahajud, infaq dll. Sebagian siswa sadar bahwa tidak hanya kesiapan inetelektual saja tetapi kesiapan spiritual dan emosional juga menjadi penting.
Persiapan sudah dilakukan, tetapi dalam pelaksanaan UN, ketika terjadi kekhawatiran yang mencekam dan ketidak percayaan diri menjawab serta melihat lingkungan yang mendukung untuk melakukan kecurangan maka yang terjadi adalah kegiatan plagiat. Kita tidak bisa menutup mata, ketika pelaksanaan UN pihak sekolah biasanya punya ‘rencana strategi’ untuk membagi-bagi jawaban UN. Siswa yang tadinya secara mental dan moral siap untuk menghadapi UN secara jujur dan bersih serta menikmati proses belajar menghadapi UN menjadi ragu dan berpikir instan untuk mendapatkan jawaban UN tanpa berpikir. Maka sia-sia lah proses persiapan yang tadi dilakukan untuk menghadapi UN. Proses belajar yang seharusnya tidak mengenal plagiat/nyontek dan instan hanya menjadi teori saja. Pola pikir siswa pun menjadi pola pikir yang serba cepat tanpa harus bekerja keras. Ini merupakan karakter yang berbahaya. Bukan lagi masalah lulus UN atau tidak tapi ini akan menjadi karakter yang mendarah daging yang akan berdampak bagi masyarakat secara umum di Indonesia. Maka tidak heran apabila sekarang ini, banyak pola pikir pejabat di negeri ini yang instan tanpa mau bekerja keras, salah satu contoh nyata kegiatan tersebut adalah tindakan korupsi.
Kedepan, saya berharap perlunya evaluasi terkait UN yang dilaksanakan. Kita harus menyadari bahwa UN tidak hanya terkait lulus atau tidak tetapi menyangkut masalah karakter bangsa. Ketika karatkter bangsa kita menjadi instan dan tidak mau bekerja keras, maka mau seperti apa wajah bangsa Indonesia kedepannya?? (AP)

Ramadhan : Ajang Transformasi Diri




Ramadhan merupakan bulan suci penuh keberkahan, rahmat serta ampunan dari Allah. Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah ‘azimat’ Nabi tatkala memasuki Ramadhan. Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amal kita diterima dan doa-doa kita diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabb dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbing kita untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Namun sayangnya sambutan datangnya bulan Ramadhan ini dimaknai berbeda oleh berbagai kalangan masyarakat baik ustaz, pedagang, politikus, bahkan sampai ke kalangan pelawak dan artis. Bulan Ramadhan di Indonesia dan negara dengan penduduk mayoritas Islam pada umumnya dapat dihubungkan dengan meningkatnya daya beli dan perilaku konsumtif masyarakat akan barang dan jasa.
Bagi sebagian ustadz mungkin ini dianggap sebagai ajang “bisnis dakwah”, dimana mereka bisa menghasilkan uang selama ramadhan dengan mengisi berbagai pengajian dari satu mesjid ke mesjid yang lain. Bagi pedagang pun ini merupakan bulan berkah karena bisa meraih penghasilan yang lebih tinggi, omzet yang melonjak dibandingkan hari-hari lain diluar Ramadhan. Seperti meningkatnya pemesan kubah masjid, karpet salat, dan lain-lain yang dipesan dalam rangka memasuki bulan Ramadhan. Fenomena ini secara kasat mata terlihat dengan menjamurnya para pedagang musiman yang menjajakan berbagai komoditas mulai dari makanan hingga pakaian, di ruang-ruang publik terutama di pinggir jalanan. Di samping juga maraknya penyelenggaraan bazaar baik yang disponsori oleh pemerintah, swasta, organisasi tertentu maupun swadaya masyarakat. Beberapa politikus pun tidak tinggal diam memanfaatkan momen seperti ini. Ramadhan dimanfaatkan sekelompok politikus untuk membangun imej di tengah masyarakat. Ada yang memakai momen ucapan selamat berbuka puasa dari salah satu partai plus audio visual penyantunan anak yatim, ada pula yang memakai pesan- pesan 'jitu' agar pemirsa tahu, mau, dan mampu bersama-sama menjadi bagian dari partai di iklan televisi itu. Alhasil, selain berlomba-lomba meraih pahala, momen Ramadhan juga dijadikan ajang membentuk citra diri sebuah lembaga agar dikenal luas oleh khalayak. Disamping itu menjelang bulan Ramadhan, media pun tidak mau ketinggalan menyuguhkan berbagai acara Ramadhan. Yang paling banyak ialah sinetron Ramadhan atau yang dikenal dengan sinetron religius dan acara lawak menjelang buka dan sahur dengan mengontrak para aktor-aktor atau pelawak-pelawak terkenal. Mereka sengaja menayangkan sinetron semacam ini untuk membidik umat Islam yang ruhiahnya sedang meningkat. Hal ini selain menguntungkan para artis dan pelawak dengan bayaran yang tinggi, juga menguntungkan media yang menayangkan acara tersebut
Yang menjadi pertanyaan mendasar ialah apakah puasa Ramadhan ini hanya akan dimaknai sekedar memuaskan hawa nafsu semata dengan keuntungan-keuntungan duniawi? Apakah amal-amal dalam puasa dilakukan dengan sepenuh hati keihklasan mengharap ridho Allah sebagaimana yang dipesankan oleh Rasulallah dalam setiap menyambut bulan Ramadhan? Inilah yang dinamakan puasa untuk mengontrol diri, baik ketika menjadi ustaz, pemimpin, politikus, pedagang, artis, pelawak maupun ulama dan masyarakat. Bulan Ramadhan adalah bulan pendidikan (syahru at tarbiyah) oleh karena itu Ramadhan ini diharapkan sebagai barometer mengukur keshalihan individu dan kesalehan sosial.
Ramadhan kita jadikan untuk bertransformasi diri, menuju seorang pribadi yang lebih baik. Puasa sendiri telah memberi kita sebuah pilihan untuk menjadi seseorang dengan level terbaik (muttaqin), dengan catatan ia mampu memanfaatkan momentum yang ada.
Ramadhan dapat difungsikan sebagai bulan perenungan terhadap aktivitas kita. Dengan Ramadhan, sejenak kita melakukan renungan atas orientasi hidup. Tujuan-tujuan, serta cita-cita yang akan kita capai selama hidup. Ramadhan adalah bulan pelatihan dan perancangan kehidupan, sebagai bekal untuk menempuh sebelas bulan ke depan. Awal dari transformasi diri, jika kita pandang dari sudut pandang agama, adalah memulai dari pertanyaan, “Sudah benarkah keyakinan terhadap Allah yang selama ini kita pegang teguh”? Islam menempatkan ketauhidan yang benar sebagai fondasi dari keberagamaan, dan fondasi dari perbaikan diri.
Tauhid tidak hanya meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, sebagaimana diucapkan dalam syahadat, tetapi juga mengambil konsekuensi dari ucapan tersebut. Ketika kita yakin dengan Allah, kita pun harus pula mentransformasikan keyakinan kita kepada Allah tersebut dalam segenap aktivitas sosial kita. Inilah yang dimaksud oleh Prof. Dr. Amien Rais sebagai “tauhid sosial”, transformasi tauhid dalam konteks sosial-politik.
Dalam aktivitas bermasyarakat, keyakinan kepada Allah dan Rasulullah akan membuat kita meneladani perilaku Rasulullah, sahabat, dan salafush-shalih dalam kehidupan sosial kita. Sehingga, perilaku kita akan lebih terkontrol dan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan akhlak yang baik. Bulan Ramadhan akan memberikan pendidikan kontrol diri kepada kita.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menjadikan Ramadhan ini sebagai ajang transformasi diri dengan terus berintrospeksi dan melakukan perbaikan. Allah telah menjadikan Ramadhan sebagai sebuah tantangan bagi kita dalam memerangi nafsu dengan puasa di siang hari dan ibadah di malam hari. (AP)

Friday 14 June 2013

Sebuah Renungan : Belajar Ilmu Manajemen Bagi Masa Depan Saya

Seperti apa saya besok, lusa, 1 minggu lagi, 1 bulan lagi, 1 tahun lagi, 1 windu lagi, 1 dasa warsa lagi? Pertanyaan tersebut akan menjadi lebih panjang lagi jika jamu awet muda benar-benar ampuh mempengaruhi isi pikiran Anda. Sesungguhnya pertanyaan sederhananya adalah: BAGAIMANA SAYA DI MASA DEPAN?
Rentetan pertanyaan di atas merupakan, pengalaman pribadi yang sangat membekas pada diri saya. Sembilan belas tahun yang lalu saya tidak pernah membayangkan akan menjadi seperti sekarang. Yang saya tahu saat itu adalah saya di antar ibu untuk masuk sekolah pertama kali di Sekolah Dasar Negeri 1 Kawali . Saya berkenalan dengan teman-teman baru dan orang-orang baru. Tidak lupa juga disertai bayang-bayang takut di "res" -dihukum- guru seperti yang diceritakan kakak-kakakku. Demikian selanjutnya sampai saya belajar dan masuk perguruan tinggi yang merupakan salahsatu perguruan tinggi negeri terkenal se-Indonesia yaitu Universitas Padjadjaran (UNPAD) tepatnya saya masuk program studi Manajemen (S1) di Fakultas Ekonomi.
Tidak pernah terbayangkan juga sebelumnya, bahwa nilai-nilai sekolah pada waktu itu berpengaruh terhadap karir dan kesempatan sekarang. Yang paling mengesalkan adalah nilai  ketika saya masih sekolah dasar (elementary  school) ternyata telah menggagalkan berkali-kali peluang saya untuk mendapatkan juara 1 di kelas, padahal pada saat itu saya sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan mungkin Allah SWT belum mengijinkan saya untuk menjadi juara 1. Bukan salah siapa-siapa, semua itu terjadi karena saya tidak dapat me- manage masa depan saya. Ya memang pada saat itu saya belum mengerti ilmu manajemen dan belum mengerti bagaimana saya bisa mencari strategi yang tepat untuk menjadi seorang pemenang. Saya tidak pernah menyadari bahwa nilai yang saya peroleh pada waktu itu, -yang menurut saya sudah cukup tinggi- , ternyata hanya seperti sampah pada saat ini, karena tidak dapat diandalkan untuk berkompetisi.
Itulah yang saya maksudkan, tidak ada orang yang mengetahui masa depan seperti apakah yang akan terjadi. Tetapi yang penting adalah masa depan itu selalu berkaitan dengan masa sekarang. Oleh karena itu sebaiknya kita capai setinggi-tingginya standar yang ada saat ini agar kita tidak menyesal di waktu yang akan datang.
Manajemen masa depan dimulai dari sekarang. Mulailah dengan memancangkan visi setinggi-tingginya. Selanjutnya tetapkan misi dan tujuan jangka pendek. Lalu ambil keputusan untuk melangkah dengan tanpa ragu. Pencanangan visi sebaiknya memperhatikan situasi dan kecenderungan yang terjadi sekarang, karena jika tidak, semua yang kita rencanakan akan meleset jauh.
Sebagai contoh, tren sekolah menengah (senior high school)  di Indonesia beberapa tahun yang lalu adalah program akselerasi. Untuk menempuh waktu 3 tahun di SMA bisa dipercepat hanya menjadi 2 tahun. Jadi jika Anda memilih sekolah menengah, pilihlah sekolah yang mendukung tren tersebut. Karena dengan masuk dan ikut ke program tersebut bisa mengefektifkan dan mengefisienkan waktu belajar dengan cepat di tingkat sekolah menengah. Begitupun di tingkat perguruan tinggi khususnya di program  strata 1 (S1), waku tempuh yang biasanya 5 tahun bisa dipercepat menjadi 3 tahun. Disini ilmu manajemen sangat berpengaruh untuk bisa menempuh waktu 3 tahun menjadi seorang sarjana. Terutama yang penting adalah me-manage waktu belajar dan mencari strategi belajar yang sesuai dengan keadaan individu masing-masing. Apalagi jika Anda bisa belajar dengan benar dan masih bisa aktif berorganisasi dikampus. Karena implementasi dari ilmu manajemen adalah ikut dan aktif disuatu organisasi. Anda bisa tahu ilmu praktisnya, misalnya bagaimana tugas dari seorang ketua, apa saja jobdesc-nya, bagaimana dia mengatur waktunya anatara belajar dikelas dan aktif di organisasi dan lainj sebagainya. Terkadang dengan Anda masuk suatu organisasi, kita bisa mendapatkan ilmu manajemen yang tidak dipelajari dikelas.
Manfaat pengelolaan dan perencanaan yang efektif, yakni : pengembangan diri – dengan melakukan perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya, pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan, dan pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan lainnya.
Ada empat zona waktu yang berbeda-beda. Zona satu: Saya lebih suka kehidupan yang tenang, bebas dari banyak tekanan. Saya suka bekerja dengan cara saya sendiri dan tetap santai menghadapi deadline.Menurut saya, jika ada hal yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya, apakah itu betul-betul bermasalah? Saya jarang datang tepat waktu. Zona dua: Kesenangan saya yang terbesar adalah bersosialisasi, makan malam bersama teman kantor di luar atau menghadiri pesta. Saya sering bertindak menurut kata hati dan tidak cukup memikirkan konsekuensinya. Saya jauh lebih cepat bertindak secara spontan daripada menurut rencana. Saya lebih menyukai pekerjaan yang memberikan banyak variasi, dan cepat memberikan hasil.
Zona tiga: Saya mengorganisir hidup saya dengan hati-hati dan lebih menyukai rutinitas. Saya sangat hati-hati dengan diet, berolah raga dengan teratur dan membeli asuransi kesehatan dan jiwa. Saya mempertimbangkan setiap tindakan yang akan saya lakukan. Zona empat: Saya menyukai pekerjaan dengan deadline ketat dan bangga dengan ketepatan waktu saya. Saya secara umum sangat teratur dan bekerja dengan baik di bawah tekanan. Saya mengakui kesulitan relax dan enjoy menghadapi berbagai tantangan. Saya cenderung menghadiri rapat tepat pada waktunya.
Artinya jika orang itu memilih zona waktu pertama, berarti orang itu cenderung memiliki tipe “present fatalistic”, atau mereka yang senantiasa santai dan suka menunda-nunda keputusan selama mungkin. Hambatan mereka menuju pengelolaan waktu yang lebih baik adalah ketidakmampuan untuk memulai dan tetap. Sementara jika zona dua yang dipilih, maka orang tersebut dianggap sebagai ‘present hedonistic’, karena mereka dimotivasi oleh kebutuhan akan penghargaan dan kesenangan yang bisa dengan cepat diperoleh. Hambatan mereka: tidak suka merencanakan dan mengorganisir. Anda akan menunda hal yang mendesak tetapi tidak anda sukai, dan melakukan hal yang berprioritas rendah tetapi lebih menyenangkan.
Zona tiga menunjukkan sifat ‘future orientated’, karena mereka merencanakan sasaran jangka panjang baik karier maupun masalah pribadi. Sebenarnya Anda sudah mengelola diri dan waktu Anda secara efektif, tetapi masih memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan Anda untuk bisa mengelola waktu lebih efisien. Sementara zona empat merupakan orang dengan tipe ‘time conscious’. Mereka menyukai bekerja dengan deadline dan tuntutan ketepatan waktu. Anda akan kesulitan menghadapi orang yang kurang tepat waktu atau orang yang tidak menunjukkan sense of urgency dalam memenuhi deadline.
Kemudiaan bagaimana mengelola waktu dengan efektif? Terdapat tiga jenis aktivitas, yakni: The Test of Necessity atau “Apakah hal itu perlu untuk dilakukan?” . Sebagai misal ketika kita bekerja, kita sering ngobrol hal diluar pekerjaan, atau juga main internet atau game komputer, atau sekedar baca koran. Pertanyaannya adalah : apakah semua hal ini perlu bagi keberhasilan pekerjaan saya, atau justru membuang waktu produktif saya? Jika jawabannya adalah bahwa semua aktivitas ini kurang bermanfaat, maka mestinya kita hilangkan atau kurangi.
The Test of Appropriateness atau “Apakah saya yang harus melakukan hal itu?”. Hal ini artinya adalah menanyakan apakah tugas-tugas yang dibebankan kepada kita memang benar-benar kita yang harus menjalankan atau sebaiknya orang lain saja yang lebih pas. Misal, pekerjaan memfotocopy : apakah memang kita sendiri yang harus melakukan. Atau pekerjaan lain yang mungkin orang lain – dari segi keahlian – lebih pas mengerjakan hal ini daripada kita.
Tes ini pada dasarnya menanyakan apakah kita memang yang benar-benar layak melakukan tugas itu ataukah mestinya orang lain saja; dan kita bisa menggunakan waktu kita untuk pekerjaan lain yang mungkin lebih pas dengan posisi dan tanggungjawab kita. The Test of Efficiency atau “Bagaimana saya dapat mengerjakan hal itu lebih baik?” Hal ini bermakna bahwa kita mesti mencari tahu apakah ada cara lain yang lebih efisien untuk menyelesaikan pekerjaan kita? Supaya waktu kita untuk mengerjakannya bisa lebih cepat namun tetap akurat.
Ada tiga tahapan prioritas, yang merupakan penerapan metode ABC, atau :
• Priority A – ‘Must do’
o Penting, harus dilakukan & segera
• Priority B – ‘Should do’
o Penting & harus dilakukan
• Priority C – ‘Nice to do’
o Dapat ditangguhkan pelaksanaannya
Jika kita lihat situasi sekarang, perusahaan-perusahaan di Indonesia membutuhkan lulusan yang mempunyai softskill yang bagus disamping hardskillnya juga. Karena ketika kita terjun ke dunia kerja salahsatu aspek yang paling penting adalah bagaimana kita berkomunikasi. Jelas sekali arah dunia kerja yang akan datang, bukan? Jadi visi dan misi kita sudah jelas. Menjadi manager yang compatible dengan misi awal lulus pendidikan setingkat S1 yang mempunyai softskill dan hardskill yang bagus dan dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan jangka pendek. Agar tetap dapat kompatibel dengan situasi di jaman berikutnya, kita harus menentukan standar-standar. Standar yang ada saat ini adalah, jika mahasiswa lolos dengan nilai baik (IPK lebih dari 3,50)  itulah yang dapat memulai berkompetisi di lapisan elit. Nah jika Anda hanya mendapatkan IPK di bawah itu, apa yang akan terjadi? Ya, Anda sudah kalah sebelum berperang. Diawal Anda harus bisa memprediksikan mau lulus dengan mendapat IPK berapa. Disini harus disesuaikan dengan kemampuan dan kerjakeras Anda. Anda boleh mempunyai visi lulus sarjana 3 tahun dengan mendapatkan IPK 3,95. Tapi, harus disesuaikan dengan effort yang Anda lakukan. Karena akan sia-sia visi tersebut apabila effort anda nol.
Selain nilai, kepribadian yang baik sangat dibutuhkan dalam profesi ini. Jika Anda ingin memperoleh klien dengan kualitas baik dan menjanjikan, sudah pasti Anda harus disukai mereka. Kepribadian yang baik, sangat mudah beradaptasi dan matang dalam pergaulan. Tetapkan diri Anda untuk memiliki kepribadian baik. Tolok ukur kepribadian, biasanya diamati dari etiket dan sopan santun dalam pergaulan. Latihlah diri Anda dengan baik untuk itu. Saya jamin, itu adalah pelatihan yang sangat menantang di jaman sekarang.
Langkah terakhir, menurut saya, adalah komitmen untuk profesional. Profesionalisme tidak akan pernah terbukti sebelum Anda mendapatkan klien yang banyak. Karena hanya klien yang dapat mengukur profesionalisme Anda. Jadi kalau Anda tidak pernah mendapatkan klien karena IPK atau kepribadian yang bermasalah, bagaimana dapat menjadi profesional? Setelah klien didapatkan, reevaluasi terus menerus terhadap kebutuhan adalah bagian dari komitmen untuk profesional. Tidak ada kata statis dalam pikiran kita. Terus maju dan berkembang sampai sudah habis kreativitas kita sebagai pelaku kehidupan.
Manajemen masa depan sangat dibutukan untuk siapa saja. Jika Anda menjadi manajer tanpa usaha manajemen yang telah saya sampaikan, bersiaplah untuk tertinggal di masa sekarang. Karena biasanya zona nyaman itu memabukkan. Anda akan mabuk dan akhirnya overdosis dan tidak tertolong lagi.
Yang muda yang masih memiliki kesempatan, jangan sia-siakan energi Anda. Jika seseorang "lebih tua" dari Anda memberikan kesempatan untuk membantu misi-misi Anda (Contoh: kesempatan memperoleh nilai bagus dengan tugas yang banyak) jangan pernah dikesampingkan. Sebab itu mungkin juga bagian dari faktor langkah anda di masa depan. Manajemen masa depan sangat dibutuhkan siapa saja, kapan saja di mana saja. Mulailah atur masa depan Anda mulai saat ini dimanpun berada. Allah SWT bersama kita semua. Jangan pernah berputus asa karena Anda tidak tahu akan keadaan Anda  esok hari dan masa depan, yang terpenting adalah Anda lakukan effort semaksimal mungkin, buat planning yang benar-benar matang,  buat strategi yang bisa membuat Anda menjadi seorang pemenang baik di dunia ataupun akhirat. (AP)